BSd9GfC0TUrlBUd5TSO9GSz7GY==
Light Dark
Menguatkan Aqidah melalui Konsep Al-Wala’ wal Bara’, Kajian Ahad Pagi Bersama Ust. Ahmad Furqony, S.Ag., M.Pd. di Masjid Al-Hikmah Cepu

Menguatkan Aqidah melalui Konsep Al-Wala’ wal Bara’, Kajian Ahad Pagi Bersama Ust. Ahmad Furqony, S.Ag., M.Pd. di Masjid Al-Hikmah Cepu

Cepu, Ahad 25 Mei 2025 – Majelis Tabligh dan Pustaka Informasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Cepu kembali menggelar Kajian Ahad Pagi di Masjid Al
Table of contents
×

 


Cepu, Ahad 25 Mei 2025 – Majelis Tabligh dan Pustaka Informasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Cepu kembali menggelar Kajian Ahad Pagi di Masjid Al-Hikmah Cepu. Kegiatan rutin ini menjadi wadah penguatan akidah dan wawasan keislaman masyarakat Muhammadiyah dan kaum muslimin secara umum.


Hadir sebagai pemateri Ustadz Ahmad Furqony, S.Ag., M.Pd., yang mengangkat topik penting dalam Islam, yakni “Al-Wala’ wal Bara’”. Kajian ini membahas prinsip loyalitas dan permusuhan dalam Islam, yang menjadi bagian penting dalam menjaga kemurnian tauhid dan identitas seorang muslim.

Acara ini juga diawali dengan tahsin Al-Qur’an bersama jamaah dan disupport penuh oleh Lazismu Cabang Cepu.

Makna Al-Wala’ wal Bara’

Al-Wala’ wal Bara’ adalah prinsip mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, serta menjadikan Islam sebagai dasar loyalitas dan permusuhan. Ini merupakan prinsip penting dalam menjaga aqidah dan ikatan persaudaraan seiman.

Penjabaran Al-Wala’

Al-Wala’ bermakna memberikan loyalitas, cinta, dan pertolongan kepada kaum muslimin dan nilai-nilai Islam. Terdiri dari:

  1. At-Tha’ah (الطاعة) – Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya serta kepada pemimpin yang adil.
  2. An-Nushrah (النصرة) – Menolong kaum muslimin dalam urusan agama dan kehidupan.
  3. Al-Qurbu (القرب) – Mencari kedekatan dengan orang-orang beriman.
  4. Al-Mahabbah (المحبة) – Menumbuhkan kecintaan yang ikhlas kepada Allah, Rasul-Nya, dan kaum mukminin.
  5. Kesetiaan secara Psikologis – Menyatukan hati dan pemikiran terhadap Islam sebagai satu-satunya jalan hidup.


Penjabaran Al-Bara’

Al-Bara’ bermakna berlepas diri dari kekufuran, kemaksiatan, serta permusuhan terhadap Islam. Wujudnya meliputi:

  1. Al-Kufr (الكفر) – Mengingkari dan menolak segala bentuk kesyirikan dan kekafiran.
  2. Al-‘Adawah (العداوة) – Memiliki sikap permusuhan terhadap ideologi dan perbuatan yang bertentangan dengan Islam.
  3. Al-Mufashalah (المفاصلة) – Memisahkan diri dari perbuatan dan lingkungan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
  4. Al-Bughdu (البغض) – Membenci kemaksiatan, kekafiran, dan pelaku kezaliman atas dasar iman, bukan atas dasar kedengkian pribadi.


Dalil-Dalil Tentang Al-Wala’ wal Bara’

1. Al-Wala’ – Cinta dan Loyalitas kepada Orang Beriman


قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَءٰٓؤُا۟ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ٱلْعَدَٰوَةُ وَٱلْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِٱللَّهِ وَحْدَهُ


(QS. Al-Mumtahanah: 4)

"Sungguh telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: 'Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami ingkari kamu, dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya hingga kamu beriman kepada Allah saja.'”


2. Al-Bara’ – Berlepas Diri dari Kekufuran


لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْآخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ


(QS. Al-Mujadilah: 22)

“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya...”


Penutup

Ustadz Ahmad Furqony menekankan bahwa prinsip Al-Wala’ wal Bara’ adalah bentuk cinta sejati seorang muslim kepada agamanya, dan sikap tegas dalam menjaga kemurnian iman. Dalam praktiknya, prinsip ini tidak boleh dicampur dengan fanatisme buta atau kebencian yang melampaui batas, tetapi dijalankan dengan bijaksana dan hikmah sesuai tuntunan syariat.


Kajian ini berlangsung dengan penuh perhatian dari jamaah dan ditutup dengan doa bersama. Harapan besar agar pemahaman terhadap konsep ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sosial, keluarga, dan organisasi keislaman, sehingga umat semakin kokoh dalam iman dan ukhuwah.



0Comments