BSd9GfC0TUrlBUd5TSO9GSz7GY==
Light Dark
Kajian Rutin PRM Balun Sawahan: Iman dan Manfaat sebagai Tujuan

Kajian Rutin PRM Balun Sawahan: Iman dan Manfaat sebagai Tujuan

Balun Sawahan, Jumat, 23 Mei 2025 — Ranting Muhammadiyah Balun Sawahan kembali menggelar kajian rutin bulanan yang bertempat di Mushola Wakaf Balun
Table of contents
×

 


Balun Sawahan, Jumat, 23 Mei 2025 — Ranting Muhammadiyah Balun Sawahan kembali menggelar kajian rutin bulanan yang bertempat di Mushola Wakaf Balun Sawahan. Pada kesempatan ini, hadir sebagai pemateri Ustadz Meinar Yuari Salsabil, M.Pd., yang menyampaikan materi bertema “Keberadaan Kita di Dunia Bukan Ujug-Ujug”.

Dalam penyampaiannya, Ustadz Meinar membuka kajian dengan penekanan bahwa keberadaan manusia di dunia bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba atau tanpa tujuan. Begitu pula dengan diutusnya Rasulullah Muhammad SAW ke muka bumi — semua terjadi dengan rencana dan hikmah dari Allah SWT.

Sebagai bahan perenungan mendalam, beliau menyampaikan dua perkara penting:

1. Keimanan kepada Allah sebagai Sang Pencipta

Manusia harus menyadari bahwa dirinya diciptakan oleh Dzat yang Maha Agung, yaitu Allah SWT, Pencipta langit dan bumi. Maka dari itu, tujuan utama hidup adalah untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."

(QS. Az-Zariyat: 56)


Untuk itu, penting bagi setiap Muslim memahami dan mengamalkan Rukun Iman serta Rukun Islam sebagai fondasi utama dalam kehidupan beragama.


2. Menjadi Manusia yang Bermanfaat

Ustadz Meinar menekankan bahwa keberadaan kita harus memberi manfaat kepada kaum muslimin. Hal ini bisa diwujudkan melalui berbagai cara:


  • Perkataan: Memberi nasihat, mengingatkan dalam kebaikan, serta menyampaikan kebenaran dengan hikmah.
  • Jabatan: Menggunakan kedudukan atau kekuasaan untuk kemaslahatan umat, bukan kepentingan pribadi.
  • Harta benda: Menyisihkan rezeki untuk membantu sesama, terutama yang sedang kesulitan.
  • Menyenangkan hati orang mukmin, di antaranya:
  1. Menghilangkan rasa lapar mereka
  2. Menenangkan hati yang gelisah
  3. Membantu melunasi hutang-hutang saudara seiman

Ustadz Meinar menutup kajian dengan mengingatkan bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan dari banyaknya harta atau kedudukannya, melainkan dari sejauh mana dirinya bermanfaat bagi orang lain.




0Comments